Selasa, 27 Maret 2018

KOMINFO JATIM MEMBEKALI KIM SE-JAWA TIMUR LEWAT WORKSHOP LITERASI DIGITAL DAN CITIZEN JURNALISM


Selamat datang, selamat mengikuti workshop, mudah-mudahan bisa berguna sepulangnya di daerah masing-masing dan ditularkan pada Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) lain kabupaten dan kota masing-masing. Demikian disampaikan Ambar Sulistyorini, Kepala Bidang Komunikasi Publik Dinas Kominfo Jawa Timur saat membuka Workshop Literasi Digital dan Citizen Journalism yang dihelat Dinas Kominfo Jatim mulai tanggal 26 hingga 29 Maret yang lalu.

“Workshop kali ini mempersiapkan penggiat KIM dalam Lomba Cerdik Cermat Komunikatif (LCCK) 2018,” ujar Ambar.  Selain  itu, lanjutnya, workshop ini juga memberikan panduan agar KIM lebih terlatih baik cara menulis maupun melakukan kampanye literasi digital. “Harapannya adalah KIM dapat menjadi reporter lokal yang menginformasikan potensi lokal tiap daerah,” tambahnya.
Ditambahkan Ambar, calon peserta LCCK tahun 2018 harus melakukan registrasi online pada web KIM Jatim dan menulis berita atau pun artikel dari KIM yang diungggah di web kim.jatimprov.go.id
Dalam workshop tersebut disampaikan tiga materi oleh Eko Setiawan, Kasi Sumber Daya Komunikasi Publik Dinas Kominfo Prov. Jatim yaitu literasi digital, citizen jurnalism, dan registrasi KIM. “Materi literasi digital diambil karena ini merupakan tugas KIM untuk mencerdaskan masyarakat disekitar. Fokus workshop kali ini adalah mengenai hate speech dan hoax,” ujar Eko.
Pada kesempatan itu disampaikan juga bagaimana mengenali hoax yang ada di media saat ini. Termasuk cara mengenali hoax paling sederhana di google image. “Bentuk literasi seperti apa yang harus dilakukan KIM? yang paling dasar adalah pengenalan masyarakat tentang UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) kepada masyarakat,” jelas Eko. Sehingga, lanjut Eko, tidak ada lagi warga disekitar KIM yang tersandung UU ITE yang kedua adalah metodologi identifikasi hoax pada masyarakat.

Untuk mendukung KIM agar dapat menjadi reporter lokal, citizen journalism kemudian menjadi penting untuk dipelajari. “Judul yang menarik, visual yang menarik akan mempengaruhi berita,” ujar Eko, “Hanya 20%  audiens yang betul-betul membaca, selebihnya sekitar 80% adalah melalui visual,” jelasnya. Berikutnya juga disampaikan teknik wawancara yang baik dan bagaimana merubah wawancara menjadi berita. (KIM Anyelir)

0 komentar:

Posting Komentar